Siapa sih yang tidak mengenal patung Sura dan Baya? Di mana patung Sura dan Baya merupakan ikon kota Surabaya. Patung yang melambangkan Sura (ikan hiu), dan Baya (Buaya) ini bisa kamu lihat dan kunjungi di Jalan Raya Diponegoro No. 1-B Darmo kecamatan Wonokromo, Surabaya atau di depan Kebun Binatang Surabaya.
Nah, tahukah kamu patung Sura dan Baya ini bukan hanya sekedar patung atau hiasan semata kota Surabaya loh. Ternyata patung Sura dan Baya memiliki keunikan tersendiri bagi kota Surabaya.
Ingin tahu, apa sih keunikan patung Sura dan Baya yang menjadi ikon dari Surabaya ini? Tanpa berlama-lama, ayo simak informasi berikut ini.
3 Keunikan Patung Sura dan Baya, Ikon Kota Surabaya
1. Patung Sura dan Baya dibangun di Tiga Titik Lokasi
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kamu bisa menemukan patung Sura dan Baya di depan Kebun Binatang Surabaya. Namun, tahukah kamu, ternyata selain di depan Kebun Binatang Surabaya, ikon kota Surabaya ini bisa kamu temukan di dua titik lokasi lainnya loh.
Di mana patung Sura dan Baya juga berdiri di Bantaran Sungai Kalimas, tepatnya di Taman Skate dan Board di Jalan Ketabang Kali. Lokasi berikutnya yaitu di Bundaran Jalan Tanjung Priok.
2. Makna Simbolis Patung Sura dan Baya
Patung Sura dan Baya adalah inspirasi dari nama Surabaya. Dalam hal ini Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti selamat dan baya artinya bahaya. Sehingga arti Surabaya adalah selamat dari bahaya.
Di mana patung Sura dan Baya ini dikaitkan dengan cerita rakyat yang menceritakan perkelahian antara ikan sura dan baya. Bukan hanya itu saja, patung Sura dan Baya juga dikaitkan atau bisa dikatakan simbol dari perjuangan Raden Wijaya yang berhasil dan selamat dari serangan tentara Tar – Tar.
Cerita rakyatnya berupa perkelahian atau pertarungan tersebut dilakukan untuk merebut mangsa. Di mana dalam, pertarungan tersebut ekor ikan sura digigit buaya hingga hampir putus. Begitu pula dengan buaya yang ekornya digigit oleh ikan sura. Nah, meskipun demikian, keduanya masih hidup atau masih selamat dari bahaya.
Kemudian, simbol patung Sura dan Baya juga dikaitkan dengan perjuangan dan keberanian pemuda yang gigih melawan bahaya, sehingga selamat dari. Bahaya yang dimaksud adalah serangan dari tentara Tar – Tar yang mampu dikalahkan oleh Raden Wijaya.
Oleh karena itu, kemenangan dan selamatnya Raden Wijaya dari serangan tentara Tar – Tar dijadikan sebagai hari jadi kota Surabaya.
3. Bahan Dasar Pembuatan Patung Sura dan Baya
Patung Sura dan Baya yang terlihat unik tersebut ternyata terbuat dari bahan dasar berupa batu bata, pasir, serta semen, tanpa adanya tambahan ornamen sebagai hiasannya. Sehingga, sekilas bentuk patung Sura dan Baya juga bisa dikatakan patung yang sederhana.
Namun, siapa sangka di balik keunikan dan bentuknya yang sederhana, patung yang menjadi ikon kota Surabaya tersebut ternyata hasil karya seniman yang memiliki jiwa seni yang cukup tinggi loh. Di mana pembuat patung Sura dan Baya adalah Sigit Margono yang merupakan seniman patung sekaligus dosen Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika (STKW) Surabaya.
Itulah beberapa hal yang berkaitan dengan patung Sura dan Baya, ikon kota Surabaya. Nah, jika kamu tertarik untuk melihat secara langsung dan berfoto di depan patung Sura dan Baya yang penuh dengan keunikan ini, segera saja datang ke Surabaya.